Total Pageviews

Saturday, November 1, 2008

Iman seorang Musafir

Iman seorang Musafir
Pada suatu hari ada seorang Musafir sedang melintasi gurun pasir Gobi (gurun pasir Mongolia ). Musafir tersebut terlihat kehilangan arah, payah berjalan, dan sudah kehabisan air. Gurun Gobi adalah tempat dimana anda bisa melihat kompas bisa berputar-putar sendiri dan tidak bisa menunjukkan arah. Dengan keluhan dalam hati sang Musafir berkata, “Saya bisa mati di gurun ini, tolonglah saya Tuhan.” Dengan ketekatan Musafir tersebut berjalan terus. Pada saat haus dan keletihan yang tak terhingga, dia melihat suatu telaga yang cukup untuk diminum. Musafir tersebut lari namun ternyata hanya fatamorgana.

Semangat hidupnya kembali pudar dan kembali dia berkata, “Saya bisa mati di gurun ini, tolonglah saya Tuhan.” Dengan kekuatan yang tertinggal dan semangat yang telah dikumpulkan kembali setelah termanggu-manggu beberapa saat, berjalanlah kembali Musafir tersebut dengan iman yang baru. Pada waktu berjalan kira-kira satu jam, Musafir melihat semacam pondok kecil dengan pompa air tangan. Musafir bergegas memompa pompa itu dan memompa dan memompa namun tidak air yang keluar selain bunyi derit besi tua pompa yang kering. Dengan nafas yang tersenggal-senggal, mata Musafir akhirnya bertatapan dengan sebotol air dengan label yang tertulis “tuangkan air ini ke pompa tersebut.” Dalam hati Musafir yang sudah sangat kehausan tersebut berkata, “enak aja suruh buang percuma, mending saya minum aja!,” namun ada suara hati lain yang mengatakan “turuti apa yang tertulis di label itu.” Terjadilah perang batin antara mau diminum atau dituang ke pompa. Setelah doa sebentar, pikiran Musafir bulat untuk menuang air dalam botol itu ke pompa. Setelah sesaat dituang, kembali Musafir memompa yang awalnya masih berderit namun tidak lama keluarlah air dari pompa tersebut. Musafir tersebut sangat gembira, bisa meminum sepuasnya, bisa mencuci kakinya, bisa mencuci tangan, bahkan membasahi seluruh badannya. Setelah segar ia beranjak meneruskan perjalanan, tapi matanya tertuju pada botol yang airnya telah dituang ke pompa. Ia berkata, “aku akan mengisi kembali botol ini dengan air dan bisa untuk digunakan Musafir yang lain. Bukan air dalam botol ini yang menyelamatkan saya namun iman untuk memberi yang telah menyelamatkan saya.

”Saudaraku refleksikan dan terapkan dalam kehidupan anda. Sekering apapun keuangan bisnis, keuangan keluarga atau keuangan apapun, coba beri dahulu, anda pasti akan diberi kembalinya berlimpah-limpah. Apabila anda membaca artikel ini bisa mengatakan ‘baik’ namun lebih dashyat lagi kalau anda mau melakukan. Dalam doa mintalah hikmat untuk bisa menabur ditempat yang benar di mata Tuhan, lakukan dan tunggu berkat yang melimpah. Selamat mempraktekkan iman anda. Musafir yang terdahulu akan menanti cerita anda bagaimana saat anda menemukan botol yang berisi air tersebut.
__________________
Pada suatu hari ada seorang Musafir sedang melintasi gurun pasir Gobi (gurun pasir Mongolia ). Musafir tersebut terlihat kehilangan arah, payah berjalan, dan sudah kehabisan air.
Gurun Gobi adalah tempat dimana anda bisa melihat kompas bisa berputar-putar sendiri dan tidak bisa menunjukkan arah. Dengan keluhan dalam hati sang Musafir berkata, “Saya bisa mati di gurun ini, tolonglah saya Tuhan.
” Dengan ketekatan Musafir tersebut berjalan terus. Pada saat haus dan keletihan yang tak terhingga, dia melihat suatu telaga yang cukup untuk diminum. Musafir tersebut lari namun ternyata hanya fatamorgana.

Semangat hidupnya kembali pudar dan kembali dia berkata, “Saya bisa mati di gurun ini, tolonglah saya Tuhan.
” Dengan kekuatan yang tertinggal dan semangat yang telah dikumpulkan kembali setelah termanggu-manggu beberapa saat, berjalanlah kembali Musafir tersebut dengan iman yang baru.
Pada waktu berjalan kira-kira satu jam, Musafir melihat semacam pondok kecil dengan pompa air tangan.
Musafir bergegas memompa pompa itu dan memompa dan memompa namun tidak air yang keluar selain bunyi derit besi tua pompa yang kering.
Dengan nafas yang tersenggal-senggal, mata Musafir akhirnya bertatapan dengan sebotol air dengan label yang tertulis “tuangkan air ini ke pompa tersebut.
” Dalam hati Musafir yang sudah sangat kehausan tersebut berkata, “enak aja suruh buang percuma, mending saya minum aja!,” namun ada suara hati lain yang mengatakan “turuti apa yang tertulis di label itu.
” Terjadilah perang batin antara mau diminum atau dituang ke pompa. Setelah doa sebentar, pikiran Musafir bulat untuk menuang air dalam botol itu ke pompa.
Setelah sesaat dituang, kembali Musafir memompa yang awalnya masih berderit namun tidak lama keluarlah air dari pompa tersebut.
Musafir tersebut sangat gembira, bisa meminum sepuasnya, bisa mencuci kakinya, bisa mencuci tangan, bahkan membasahi seluruh badannya.
Setelah segar ia beranjak meneruskan perjalanan, tapi matanya tertuju pada botol yang airnya telah dituang ke pompa. Ia berkata, “aku akan mengisi kembali botol ini dengan air dan bisa untuk digunakan Musafir yang lain.
Bukan air dalam botol ini yang menyelamatkan saya namun iman untuk memberi yang telah menyelamatkan saya.

”Saudaraku refleksikan dan terapkan dalam kehidupan anda. Sekering apapun keuangan bisnis, keuangan keluarga atau keuangan apapun, coba beri dahulu, anda pasti akan diberi kembalinya berlimpah-limpah. Apabila anda membaca artikel ini bisa mengatakan ‘baik’ namun lebih dashyat lagi kalau anda mau melakukan. Dalam doa mintalah hikmat untuk bisa menabur ditempat yang benar di mata Tuhan, lakukan dan tunggu berkat yang melimpah. Selamat mempraktekkan iman anda. Musafir yang terdahulu akan menanti cerita anda bagaimana saat anda menemukan botol yang berisi air tersebut.

smrmsm
__________________

No comments: