Total Pageviews

Saturday, November 1, 2008

SINDROM GANGGUAN USUS

Sindrom Gangguan Usus (IBS) adalah gangguan kronis sistem pencernaan yang telah lebih banyak diperhatikan dalam beberapa tahun belakangan dan sebanyak 10 - 20 persen orang di negara Barat cocok dengan kriteria diagnosis setiap waktu.

Namun, karena tak ada penyebab atau cara pengobatan yang jelas, IBS tetap sangat sulit dipahami, demikian laporan media massa sebagaimana dikutip kantor berita China, Xinhua.

IBS digambarkan sebagai gangguan 'fungsional' karena cara kerja usus terpengaruh tapi tak ada perubahan fisik yang mencolok. Gejala tersebut tak menyenangkan dan beragam dan mungkin meliputi pembengkakan, diare, sembelit, kram dan nyeri perut, katanya.

Mual, sakit kepala, rasa panas di dalam perut dan kehilangan nafsu makan juga mungkin muncul. Penting untuk untuk memperoleh diagnosis tegas IBS dari dokter, terutama untuk mengesampingkan gangguan yang lebih serius.

Jadi, apa yang menyulut kondisi yang tak menyenangkan ini? Penyebab IBS tak diketahui secara pasti, tapi dalam semua faktor yang diduga paling mungkin, termasuk stres, makanan, asupan cairan, pola tidur, olahraga dan infeksi perut sebelumnya, mungkin terlibat, katanya.

Kemunculan IBS biasa di kalangan keluarga yang ditempatkan kembali di China, dan itu nyaris tak mengejutkan; tingkat stres tinggi, kegiatan rutin yang berurat-berakar terganggu dan ketersediaan makanan serta pilihan berubah. Menyadari masalah semacam itu memungkinkan orang melakukan tindakan.

Stres diduga menjadi penyebab paling utama IBS, dan itu mungkin berhubungan dengan jumlah 'serotonin' yang dihasilkan oleh usus. 'Serotonin' adalah hormon (bahan kimia) yang dikeluarkan oleh tubuh yang dapat memengaruhi emosi, suasana hati pada umumnya, temperatur tubuh dan nafsu makan.

Banyaknya 'serotonin' yang dikeluarkan ke dalam usus manusia mungkin mendorong kegiatan secara berlebihan otot dan syaraf di usus, sehingga menghasilkan gejala khas diare, kram dan nyeri.

Penanganan stres adalah langkah penting dalam pengobatan. Perencanaan waktu, komunikasi lebih baik di tempat kerja atau di rumah, pemanfaatan waktu untuk tidur yang layak dan bahkan perubahan pekerjaan, mungkin diperlukan. Mendapatkan bantuan tambahan adalah suatu gagasan yang bagus, misalnya, mempekerjakan seorang pembantu rumah tangga atau pengemudi.

Teknik untuk mengatasi masalah juga diduga bermanfaat adalah yoga, meditasi, olahraga atau mendengarkan musik. Pijit yang baik sangat bermanfaat dan juga mudah ditemukan di Beijing. Penyuluhan dan fisioterapi adalah pilihan lain yang patut dipertimbangkan.

Dalam bidang yang melibatkan pencernaan, logis untuk menyalahkan makanan, dan dalam beberapa kasus dengan alasan yang bagus. Pola makan yang terganggu dapat menciptakan masalah besar bagi mereka yang rentang terhadap IBS; ketidakteraturan pola makan, makan sambil bergerak atau di bawah tekanan berat, atau mengikuti pola makan yang dibatasi, dapat menambah parah IBS.

Jumlah jenis serta juga dapat penting. Orang yang menderita sembelit mesti berusaha meningkatkan serat serta minum banyak air. Sebaliknya, bagi mereka yang terserang diare dan pembengkakan pengurangan serat dan cairan mungkin bermanfaat.

Minum banyak air penting, sedikitnya 35 mililiter/kilogram berat tubuh per hari dan terlebih lagi jika orang berolahraga. Kafein (pada kopi, teh, kola, coklat) dapat mendorong gerakan usus, sehingga pengurangan mungkin bermanfaat bagi mereka yang menderita diare. Sebaliknya orang yang mengalami sembelit kronis mungkin memperoleh manfaat mulai dari konsumsi kopi kental sampai memulai kegiatan.

Sebagian gula tiruan di dalam produk 'makanan' seperti 'sorbitol' atau 'xylitol', memiliki dampak pencahar, sehingga jika orang melahap banyak soda diet sambil mengunyah permen karet bebas gula, orang mungkin ingin menyesuaikannya. Makanan berminyak dan pedas dapat menjadi masalah buat sebagian orang.

Ketidakcocokan pada makanan khusus mungkin memainkan peran, tapi penting untuk mengidentifikasi semua itu secara layak dengan bantuan seorang dokter atau ahli makanan sebelum menghilangkan banyak jenis makanan dari menu seseorang.

Yang paling dicurigai ialah ketidakcocokan pada lactosa (kesulitan dalam mencerna produk susu) dan ketidakcocokan terhadap gandum. Semua itu dapat membentuk diagnosis independen atau menjadi satu faktor dalam IBS. Pengobatan dalam bentuk pencahar, penghilang sakit, 'anti-spasmodics' dan bahkan 'anti-depressants' juga mungkin diperlukan tapi penting untuk membahas semua itu dengan dokter

Sumber : Kapanlagi

MM :-)

No comments: